Berikut Kata-Kata Bijak Para Sufi
Seperti kita semua ketahui, bahwa sufi adalah istilah yang melekat pada mereka yang mendalami ilmu tasawwuf, yaitu ilmu yang mendalami ketakwaan kepada Tuhan. Istilah sufi atau orang suci dipakai oleh dunia secara luas, bukan saja untuk tokoh agama dari agama tertentu, tetapi bagi seseorang yang secara spiritual dan rohaniah telah matang dan yang kehidupannya tidak lagi membutuhkan dan melekat kepada dunia dan segala isinya, kecuali untuk kebutuhan dasarnya saja. Sufi dalam konteks ini diamalkan sebagai cara sejati untuk memurnikan jiwa dan hati, mendekatkan diri kepada Tuhan dan mendekatkan diri kepada Sorga-Nya.
Kata-kata yang kerap muncul biasanya selalu indah dan penuh makna. Tidak hanya itu, pancaran-pancaran makna yang terkandung di dalam kata-kata yang lahir dari para sufi selalu berasal dari pengalaman. Dan kita, sebagai orang biasa, juga kerap mendapat pelajaran berharga dari para sufi ini. Apalagi, hari ini kita hidup di zaman yang terasa kering dari percikan perasaan. Kali ini ide kado terbaik akan memposting beberapa kata-kata bijak para sufi yang sudah tentu kita mengetahui nama-nama dan pemikiran besarnya. simak dibawah ini:
“Jangan katakana selamat tinggal ketika aku dimasuka ke liang lahat. Itu adalah tirai rahmat yang abadi!”-Jalaludin Rumi
“Kau telah melihat tubuhku diturunkan. Tapi lihatlah, sekarang ia naik ke puncak cakrawala”-Jalaludin Rumi
“Bila datang ke makamku untuk mengunjugiku, janga datang tanpa gendering karena pada perjamuan Tuhan, orang berduka tidak diberi tempat”-Jalaludin Rumi.
“Manusia di dunia ini sesungguhnya sedang tidur. Manakala mati, mereka bangun”-Ali bin Abi Thalib.
“O Tuhanku, aku kini telah berada di rumah idaman. Aku milhat banyak keindahan yang mengagumkan”-Manshur al-Hallaj.
“Ada tiga tanda keikhlasan seseorang; jika ia meganggap pujian dan celaan orang sama saja, jika ia melupakan pekerjaan baiknya kepada orang lain, dan jika ia lupa hak kerja baiknya untuk memperoleh pahala di akhirat”-Dzhunun al-Mishri
“Tak ada tokoh bijak bestari di sebuah komunitas kecuali selalu saja ada orang-orang atau kelompok yag mencaci maki dan mendengki dia”-Ka’ab al Ahbar.
“Ruh-Mu bercampur ruhku. Bila anggur bercampur air bening. Bila sesuatu menyentuh-Mu. Ia menyentuhku. Engkau adalah aku. Dalam segala ruang dan waktu”-Mansyur al Hallaj.
“Aduhai, betapa banyak mutiara pengetahuan. Andai aku sebarkan, niscaya aku dibilang; kau pemuja berhala. Niscaya mereka menghalalkan darahku. Mereka kira, kerja buruk mereka, adalah kebaikan semata”-Ali Zainal Abidin al-Sajjad.
“Tak ada kemampuanmu menjauhkan pikiran-pikiran itu meski dengan seratus ribu kali rekayasa berkeringat”-Jalaludin Rumi.
“Dia (mereka) yang tercerahkan, mencari kebenaran pada makna bukan pada kata. Dia yang lemah melalukan sebaliknya; mecari kebenaran dari kata bukan dari makna”
“Orang yang jiwanya tak tergerak oleh semilir angin, bunga-bunga, dan suara serulig musim semi, adalah dia yang kehilangan jiwanya yang sulit terobati”-Imam al-Ghazali.
“Cahaya para bijak-bestari mendahului kata-katanya. Ketika batin telah tercerahkan, kata-kata mereka sampai”-Ibnu Athaillah al-Sakandari
“Terkadang sebuah pemikiran dianggap sebagai kekfiran, diharamkan dan diperangi, tetapi ia kemudian seiring dengan gerak zaman pemikiran itu menjadi mazhab, keyakinan dominan, dan gagasan perbaikan di mana dengannya kehidupan terus melangkah ke depan”-Dr. Ami al-KKhuli
“Jangan menangis; Aduhai kenapa pergi!. Dalam pemakamanku bagiku, ini lah pertemuan yang bahagia!”-Jalaludin Rumi
“Aku telah begitu banyak berdoa. Hingga aku telah berubah menjadi doa itu sendiri. Setiap orang yang melihat diriku, meminta doa dariku”-Jalaludin Rumi.
Demikian apa yang dapat kami berikan di sini. Semoga kata-kata bijak para sufi di atas dapat menyeimbangkan hidup kita dari realitas hidup yang penuh material ini. Terima kasih sudah mampir dan jangan lupa share ke teman anda dan Semoga bermanfaat.